Resensi Novel "Kinasih"


Judul: Kinasih
Penulis: Nisaul Kamilah Chisnulloh
Penerbit: Telaga Aksara
Cetakan: Ke 1
Ukuran: 14×20,5 cm
Jumlah Halaman: 209 halaman

"Kinasih" mengingatnya membuat semangatku membara. Bagaimana tidak, keberaniannya telah mewakiliku di jalan pergerakan. Novel ini menyuguhkan sebuah sejarah yang tidak hanya terfokus pada satu sudut pandang melainkan dari berbagai sudut sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman di antara pembaca. Sehingga si pembaca tidak perlu membandingkannya dengan buku sejarah yang lain. Sebab dengan pemilihan kata dan bahasa yang digunakan membuat pembaca merasa mantap.


Selain itu kisah ini juga membukakan tabir bagi kita bahwa sejarah tak sepenuhnya benar. Sejarah bisa mengelabui orang2 di masa depan jika berada di tangan orang2 yang memiliki misi terselubung. Seperti sejarah Indonesia terkait PKI yang ditulis di buku Pelajaran sekolah. Bentuk pengkhianatan2 yang menewaskan banyak orang. Seolah ketidakmanusiawian itu adalah hal yang biasa dan sah sah saja untuk dilakukan.

Jujur aku memang tak begitu menguasai ilmu sejarah, sebab keterbatasanku dalam menghapalkan nama, tempat, tanggal, dan tahun. Namun dengan membaca novel ini aku di bawa ke kilas balik yang dengan mudah untuk mengingat2 tempat tanggal bahkan nama yang rumit. Sebab novel ini seakan membuatku ada dalam peristiwa yang dialami oleh Kinasih. Meskipun aku seakan menjadi tokoh figuran di dalamnya.

Aku ingat betul bagaimana orang2 tua dulu mengelu2kan seorang nomer satu di negeri ini yang diktator. Membuat kemelaratan orang2 pedesaan bahkan masyarakat menengah perkotaan. Betul, sewaktu itu aku masih seumur jagung dan tak perduli dengan kisah2 kelam masa lalu. Tapi novel ini benar2 membawaku seakan menjadi aktifis di tahun 1998 yang ikut serta dalam tragedi Trisakti dan Semanggi. Yang seakan aku menjadi Kinasih yang selalu menjadi incaran para aparat untuk dimusnahkan, terkadang aku menjadi zou yang selalu mendapatkan perilaku deskriminatif, terkadang menjadi Hartanto, atau tokoh2 lain yang memiliki pergolakan dalam dirinya tentang kebenaran ataukah pengabdian. Yang akhirnya semuanya berakhir dengan sesal dan sesak yang berkepanjangan. Tak lupa pula dengan kinasih yang begitu terpukul atas terjadinya peristiwa sulit dan menyeramkan hanya dalam kurun waktu 3 hari.

Namun, selayaknya kehidupan selalu ada kesulitan dan akhirnya datanglah kemudahan dan kebahagiaan. Hal ini dengan penyuguhan akhir di mana Kinasih di lamar oleh Hamzah.

Novel ini benar2 lengkap dan tegas. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada para pembaca bahwa yang sulit pasti akan menemukan kemudahan dan akhir yang indah. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al insyiroh ayat 5-6.

Sayangnya, dalam novel ini masih banyak sekali typo yang seringkali membuat pembaca merasa kesulitan dalam memahaminya. Juga dengan beberapa penggunaan bahasa daerah yang tidak disertai dengan footnote. Hal ini akan mempersulit pembaca yang tidak bisa memahami bahasa daerah yang digunakan.

HERWININGSIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram