PMII AL-QOLAM "Wadah Pembentuk Karakter Kader Liberalis"


Oleh: Herwiningsih
               Siapa yang tak mengenal sebuah organisasi yang cukup sentral yang bernamakan PMII. Organisasi yang berdiri di kalangan mahasiswa sejak tahun 1960, tepatnya pada tanggal 17 April di Surabaya. Selain berazaskan pancasila dan berfaham Aswaja, organisasi ini juga memiliki tujuan yang membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.  Tak hanya itu, PMII juga memiliki nilai dasar pergerakan. Diantaranya yakni Hablum minallah, Hablum minannas, dan Hablum minal alam.

Setelah sekian lama berdiri, organisasi yang didirikan sebagai salah satu wadah pembela rakyat ini pun mampu berkembang hingga menjadi organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Salah satunya di kalangan mahasiswa IAI AL-QOLAM. Sebuah perguruan tinggi yang di dominasi oleh para santri dari berbagai pondok pesantren. Meskipun kebanyakan dari mereka terikat oleh aturan pesantren, tidak disangka anggota PMII AL-QOLAM mampu mencapai sekitar 60 persen dari jumlah mahasiswa keseluruhan. Menurut mereka, mengikuti organisasi PMII sama halnya berjuang dalam menghidupkan nilai-nilai keislaman. 
            Namun, sungguh malang nasib PMII AL-QOLAM sejak gaung namanya mulai memudar akibat noda hitam setahun terakhir. Yang mengakibatkan PMII AL-QOLAM dipandang sebagai organisasi menyimpang dari noma islam.  Hal itu disebabkan oleh hilangnya nilai-nilai pergerakan PMII di kalangan anggota, baik dari sahabat maupun sahabati. Bukan sekedar omong kosong, semua berlandaskan bukti yang terpapar dihadapan mata kita. Pertama, PMII hanya wadah yang menampung orang-orang yang ingin bebas bergaul dengan lawan jenis. Sebagai salah satu siasat mengembangkan kepuasan nafsu semata. Kedua, menghilangkan norma-norma islam yang suci. Mengatas namakan hak asasi manusia, dengan berperilaku seenaknya tanpa menghiraukan hak orang lain. Ketiga, hilangnya toleransi antar sesama anggota. Hanya pergerakan yang keras dan bebas  aksi yang menjadi acuan terbesar. Menghilangkan prinsip perorangan menjadi prinsip bersama yang bebas tanpa batas. Keempat, hilangnya sebuah keadilan. Kelima, sebagian besar dari  wanita yang tergabung di dalamnya terlalu larut dalam persamaan gender dengan pemahaman yang keliru . Demi kebebasan diri, para wanita seakan menghapus apa yang telah menjadi hak setiap laki-laki. Keenam, menduakan tuhan (syirik). Lebih mementingkan berfilsafat dibanding untuk menemui tuhannya. Walau yang demikian menjadi masalah individu yang memerlukan kesadaran diri, bukan hal yang salah untuk dicantumkan sebagai sebuah masalah bersama. Dengan demikian, jelas bahwa masalah di atas telah menggambarkan bahwa PMII IAI AL-QOLAM  tak lagi menganut faham ahlus Sunnah wal jamaah melainkan faham liberal.   
Akibat dari masalah itulah tanpa disadari hampir dari 75 persen anggota PMII menyatakan fakum bahkan melepas almamater ke-PMII-annya. Hal tersebut mereka lakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap petingginya yang tidak tegas dalam mengayomi anggotanya dan dalam penegakan amar ma’ruf nahi munkar. Kebanyakan dari mereka lebih memilih aktif dalam organisasi lain ataupun memilih fokus dengan dunia akademis. Dan pada akhirnya merekapun dianggap sebagai pengkhianat oleh yang lain. Namun menurut penulis, bukanlah mereka yang pengkhianat, melainkan pembesar-pembesar dan oknum anggota yang telah berkhianat terhadap  nilai-nilai pergerakan PMII. Cukup mengejutkan jika seperti itu yang dinamakan sebagai menghidupkan nilai islam. Padahal yang terjadi adalah melunturkan norma-norma islam secara terang-terangan.
            Setelah melihat kerusakan yang besar itu, maka para aktifis PMII khususnya para pemegang kebijakan harus lebih tegas dan sigap dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dan menekankan nilai-nilai pergerakan PMII secara utuh. Yakni Hablum minallah, membenahi tauhid dalam hati dan memenuhi hak tuhan sebagai sang khalik dengan mentaati aturan yang telah disyariatkan. Maka yang demikian itu sesuai dengan hakikat PMII yang merupakan organisasi islam yang berfaham Ahlus Sunnah wal-jamah. Selanjutnya, Hablum minannas, dengan menghargai prinsip anggota yang berbeda. Sebab perbedaan merupakan salah satu anugerah tuhan yang tak ternilai harganya. Sehingga dalam hal ini kembali pada azas pancasila dan motto negara “Bhineka Tunggal Ika” sebagai salah satu bentuk toleransi antar sesama bangsa Indonesia. Sehingga tidak ada lagi kesenjangan atau perasaan termarjinalkan antar sesama anggota PMII.  Dan untuk para wanita PMII yang masih larut dengan persamaan gender, hendaklah memahami kembali seperti apakah gender tersebut dilihat dari berbagai sumber kajian. Baik dari segi agama, historis, sosiologis, dan psikologis. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwasanya tuhan mendeskriminasi kaum wanita.  Yang mana justru tuhan memberikan keistimewaan yang luar biasa terhadap kaum wanita. Pertama, islam datang untuk menyelamatkan para wanita yang diperlakukan tidak manusiawi oleh para kafir jahiliyah. Kedua, wanita sebagai sekolah pertama bagi para putranya. Sebab karakter anak tergantung pada ibu yang mendidiknya  Ketiga, dalam mencari ilmu tak hanya kaum laki-laki
طلب العلم فرضة على كل مسلم والمسلمة
“ Mencari ilmu wajib bagi semua laki-laki dan perempuan”
Wanita juga diberi hak untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman. Mereka diberi kebebasan memilih, dengan syarat tidak menghilangkan hakikat sebagai seorang wanita.
Jangan hanya karena satu dalil alqur’an ini kalian merasa terdeskriminasikan.
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” (An-Nisa’: 3).
Menurut KH. Quraisy Shihab (ahli tafsir Indonesia) sebenarnya dalil di atas bermakna larangan bagi seorang laki-laki untuk menikah lebih dari satu. Karena perintah di atas hanya diperuntukkan bagi seseorang yang mampu berbuat adil. Dan pada hakikatnya tidak ada manusia yang mampu berbuat adil, karena keadilan hanya milik Allah. Maka dari itu jelas islam adalah agama yang sangat menghargai gender dan melindungi kaum wanita.
            Maka akhirnya dapat diluruskan bahwa organisasi mahasiswa yang dinamakan PMII adalah organisasi yang dibentuk sebagai wadah penyalur suara rakyat. Yang mana organisasi ini berlandaskan pancasila dan norma-norma keislaman. PMII pun berkembang dengan pesat terutama di kalangan mahasiswa IAI AL-QOLAM yang didominasi oleh para santri. Menurut mereka mengikuti organisasi PMII adalah bentuk perjuangan menghidupkan nilai-nilai keislaman. Namun pada kenyataanya PMII pun tercemar akibat kerusakan yang dilakukan oleh sebagian anggotanya. Yakni terjadinya pergaulan antar lawan jenis yang menyimpang dari koridor islam, hilangnya keadilan, toleransi, pemahaman yang salah tentang gender, dan hilangnya kemurnian tauhid pada diri anggota. Sehingga hal tersebut mengakibatkan sekita 75 persen anggota PMII memutuskan fakum dan ada pula yang melepas almamater ke-PMII-annya sebagai bentuk kekecewaan.
Demi mengembalikan kepercayaan dan memurnikan khittah PMII, para aktifis PMII diharapkan untuk bisa mengembalikan nilai-nilai pergerakan PMII. Yakni Hablum minallah dan Hablum minan nas. Dan memahami gender secara maksimal sesuai koridor islam. Karena pada kenyataannya islam adalah satu-satunya agama yang menghargai gender dibandingkan agama lain.
Dengan demikian PMII AL-QOLAM akan menjadi organisasi islam yang sesungguhnya sesuai dengan wasilah para pendahulunya. Dan tidak dipandang sebelah mata atau bahkan dianggap sebagai oganisasi islam liberal.
#salam pergerakan

Jumat, 28 Oktober 2016

HERWININGSIH

4 komentar:

  1. Wah. Bagus banget, ini. Ayo terus berdakwah dengan coretan tintamu!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Assalamualikum sebelum nya.
    Bagus sekali karya yang di tulis oleh sahabati herwin.
    Apakah anda tidak malu menghujat pmii al qolam hanya sebagai wadah yang menampung orang orang yang ingin bebas bergaul dengan lawan jenis, sebagai salah satu siasat mengembangkan kepuasan nafsu semata.
    Jadi kalau seperti itu saya menarik kesimpulan bahwasannya anda masuk pmii al qolam karna itu juga.
    Dan yang saya tau anda itu kader pmii al qolam, seharus nya anda tidak perlu menghujat pmii al qolam.
    Karna pmii itu udah lurus tujuannya. melainkan oknum oknumnya lah yang merusak tujuan pmii sebenarnya.
    Terimakasih

    BalasHapus

Instagram